PRABU
SILIWANGI VII
PESAN
TERAKHIR DARI RAJA TERAKHIR
SANG
RAJA TANPA MAHKOTA
PRABU RAGA MULYA
SURYAKANCANA
Juga ada dewa pemusnah. Begitu pun dengan
segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, takan ada yang abadi. Manusia
terlahir besar tua dan mati, karna dimana kita berasal disitulah kita akan
kembali.
Ada kala kita memperjuangkan apa yang
sejatinya harus kita pertahankan karna warisan dari leluhur kita.
Ada kala kita membiarkan perubahan
terjadi untuk kehidupan di masa depan yang lebih baik…
Ketika rasa memiliki yang kuat enggan
melepas apa yang telah ada sebelumnya. Menjadi dorongan untuk tetap memegang
teguh apa yang kita punya selama ini. Tapi bukan untuk diri sendiri tentunya,
adalah demi kepentingan halayak lah semua itu bias kita lepaskan.
Termasuk mengorbankan jati diri yang
hilang terinjak badai perubahan.
Inilah mungkin yang mendorong Suryakancana
untuk memilih ngahiang / menghilang
meninggalkan kekuasaannya di Pajajaran yang sedang di deru badai oleh
serangan-serangan dari islam melalui Kesultanan Banten dan Cirebon, yang tak
lain adalah keturunan dari nenek moyang Suryakancana sendiri, yaitu SRI BADHUGA
MAHARAJA Sang Raja Pertama Pajajaran yang meneruskan SILIH WANGI dari kakeknya
SILIH WANGI pertama putra PRABU WANGI LINGGA BUANA WISESA yang gugur di palagan
Bubat ! MAHARAJA PRABU NISKALA WASTU KANCANA
Ia tahu bahwa inilah saat dimana
pajajaran berakhir, dan digantikan oleh raja yang membawa pesan dari sang kuasa
semesta alam, islam yang akan menjadi jatidiri urang sunda kelak, agama yang
maha sempurna…
Suryakancana sendiri adalah putra mahkota Pajajaran, anak dari
Prabu NIlakendra/Siliwangi VI yang melarikan diri saat Panembahan Hasanudin
menyerang ibukota Pakuan.
Nilakendra sendiri tak diketahui
keberadaannya hingga Suryakancana terpaksa memindahkan ibukota ke Palasari,
Pandeglang setelah sebelumnya mahkota dan segala perangkat raja dibawa ke
Sumedang Larang untuk di serahkan kepada Prabu Geusan Ulun Raja Sumedang Larang
sebagai penerus tahata pajajaran yang sah.
Maka dari itu Suryakancana memerintah
sisa-sisa rakyat pajajaran yang masih setia tanpa mahkota,
Prabu Siliwangi adalah gelar sanjungan
bagi raja Kerajaan Sunda Galuh / Pajajaran khususnya. Siliwangi bersal dari
kata SILIH dan WANGI. Oleh karna Prabu Lingga Buana Wisesa gugur di palagan
bubat, maka dirinya di beri nama sanjungan bergelar PRABU WANGI
Dan raja yang menggantikannya menjadi
Silih nya Prabu Wangi maka disebut SILIWANGI, yang artinya mengganti dan meneruskan Wangi
Putra mahkota saat itu adalah Niskala
Wastu Kancana yang kemudian menjadi Prabu Siliwangi Pertama. Dan diteruskan
oleh sang cucu SRI JAYADEWATA yang medirikan kerajaan Pajajaran sebagai nama
baru dari kerajaan SUNDA GALUH di Pakuan.
Sri Jayadewata menjadi raja pertama
Pajajaran dengan gelar SRI BADHUGA MAHARAJA RATU HAJI DI PAKUAN PAJAJARAN, dan
menjadi PRABU SILIWANGI terharum namanya di Tatar Sunda.
Dengan menggelegarnya Prabu Siliwangi
kedua ini membuat sang anak SURAWISESA / Prabu Siliwangi III, untuk
mengabadikan kebesaran sang ayah pada sebuah tulisan diatas batu yang dikenal
dengan PRASASTI BATU TULIS. Setelah Surawisesa tak terdengar lagi rakyat
mengelu-elukan raja mereka, Prabu siliwangi ke empat dan kelima terkesan
ditiadakan oleh rakyatnya karna kepemimpinannya yang kurang baik.
Hingga sampai lah tampuk kepemimpinan
Pajajaran kepada Nilakendra / Prabu Siliwangi ke enam, disitulah Pajajaran
mengalami beberapa penyerangan dari Panembahan Hasanudin dalam rangaka
menyebarkan Islam di Tatar Sunda. Saat itu Suryakancana adalah putra mahkota
Pajajaran satu-satunya, entah bagaimana sang ayah apalagi seorang raja bisa
melarikan diri dari serangan itu. Rakyat sengaja ditinggalkan terbunuh dan sang
anak dibiarkan dalam ancaman besar karna pasukan Hasanudin sudah pasti akan
membunuh sang pewaris tahta bila mereka sampai berhasil menembus benteng istana
Pajajaran yang dibuat Sri Badhuga Maharaja di masa pemerintahannya.
Suryakancana diselamatkan para pembesar
kerajaan dan kembali ke Istana setelah penyerangan berakhir. Mungkin karna
terlalu kuatnya benteng parit yang dibuat Sri Badhuga Maharaja, pasukan
panembahan Hasanudin tak sampai bisa menjebol benteng Pajajaran.
Penyerangan berakhir dan Panembahan
Hasanudin digantikan Panembahan Yusuf sang Putra. Dimasa pemerintahan Yusuf lah
Kesultanan Banten kembali menyerang habis-habisan ibukota Pakuan.
Selama Yusuf menyusun rencana
penyerangan, para pembesar Pajajaran sudah mengusulkan Suryakancana untuk
memindahkan ibukota ke tempat lain guna bersembunyi sambil mempersiapkan
perlawanan dari arah lain yang tidak diketahui Pasukan Yusuf.
Suryakancana yang sedih karna sang ayah
tak juga di temukan harus juga menerima kenyataan rakyat makin susah dan
kelaparan.
Karna praktis semua kekuatan pajajaran di
pesisir pantai sudah lumpuh.
Dia mengerenyutkan dahi tanda hatinya
gundah tak tau harus berbuat apa, dia tak mau menjadi raja sebelum mayat
ayahnya ditemukan jikalau memang berita kematian ayahnya itu adalah benar. Tak
mampu kakinya melangkah keluar istana untuk melihat keadaan diluar, air mata
seolah tak memberi pengampunan untuk tidak membanjiri matanya.
Dalam kebingungan akan keutuhan Pajajaran
Suryakancana mendapat panggilan batin, seruan panggilan dari sang pendahulu
yang mengajak sang keturunan untuk kembali ke tempat yang seharusnya dia
berada. Maka Suryakancana bergegas memerintahkan para patih untuk membawa
mahkota, jubah raja dan puska kandaga lante ke kerajaan Sumedang Larang.
Mungkin Suryakancana berharap Sumedang Larang bisa meneruskan kebesaran
Pajajaran untuk terus berdiri di tanah pasundan ini.
Lalu setelah itu berangkatlah Suyakancana
beserta para pembesar kerajaan dengan langkah tegap dan jiwa yang ikhlas
diiringi para pengikut yang setia pada Pajajaran. Ikut kemana sang raja tanpa
mahkota melangkah.
Tanpa tujuan pasti Suryakancana berjalan
menuju tempat yang tanpa disadarinya adalah tempat dimana asal mula Pajajaran
terbentuk. Ya… Suryakancana menuju tempat berdirinya kerajaan Salakanagara,
Kerajaan peretama di jawa barat… Mungkin seperti yang di sebutkan diawal tadi
bahwa dimana kita berasal maka disitu kita akan kembali pada yang memiliki.
Sampailah Suryakancana di Palasari,
Pandeglang bekas ibukota Salakanagara yaitu Rajatapura…
Disini Suryakancana berusaha mendirikan
ibukota Pajajaran yang baru. Untuk sebisanya rakyat merasa bahwa negaranya
masih ada.
Yang sebenarnya Palasari lebih pantas
disebut kabuyutan daripada ibukota kerajaan.
Kabar telah berangkatnya pasukan
Panembahan Yusuf ke Pakuan telah sampai ke telinga Suryakancana, apa yang akan
diperbuatnya ketika mendengar hal tersebut ? tak ada yang tau, termasuk para
pembesar kerajaan. Dalam tidurnya Suryakancana bermimpi… dia bertemu dengan
para nenek moyangnya raja-raja sunda.
Didalam mimpi itu dia mendapat ajakan
baginya untuk datang ke kerajaan baru yang abadi. Disana lah tempat untuk para
pengikut setia nya.
Dari situlah timbul kepusannya untuk
ngahiang, pergi ke alam lain.
Dengan membawa seluruh Istana Pajajaran
dan jejak untuk dikemudian hari tak dapat ditelusuri.
Dia befikir sedalam-dalamnya ia
bersembunyi toh pasti akan ketahuan juga oleh lawan. Dan inilah cara tebaik
agar rakyat tidak menjadi korban keganasan pasukan panembahan yusuf, yang telah
sampai ke gerbang benteng Pajajaran dan membabi buta membantai sispa saja yang
ada di Pakuan.
Ditengah teriknya matahari Sang Raja
Tanpa Mahkota menarik nafas, dikumpulkannya para pengikut yang ada termasuk
para pembesar Pajajaran. Diserukannya panji Pajajaran untuk yang terakhir kali.
Berdiri diantara para pengikut setia dan menatap langit. Digenggamnya kujang
lambang kesejatian urang sunda.
Dengan lantang menyerukan bahwa, AKU ADALAH RAJA TERAKHIR PAJAJARAN,
SEBAB SETELAH AKU TAK AKAN ADA LAGI RAJA PAJAJARAN. HARI INI ADALAH HARI YANG
PENTING UNTUK PAJAJARAN, SEBAB DISINI PAJAJARAN AKAN HILANG DARI MUKA BUMI INI
UNTUK SELAMANYA. SEBELUM MUSUH MENEMUKAN KITA DAN MEMINUM DARAH KITA !!! MULAI
HARI INI ANAK CUCU KITA AKAN TAHU, PAJAJARAN TIDAK DIRUNTUHKAN SIAPA PUN !
TIDAK TERKALAHKAN SIAPA PUN ! TAK PERLU MENCARI JEJAK KEMANA PAJAJARAN SEBAB
PAJAJARAN AKAN MENGHILANG TANPA JEJAK ! HARI INI DETIK INI SEDANG BERLANGSUNG
KEHANCURAN DI PAKUAN. SEBELUM MEREKA BERHASIL MEMASUKI ISTANA PAJAJARAN,
KARATON SRI BIMA, PUNTA, NARAYANA, MADURA DAN SURADIPATI AKAN BERUBAH MENJADI
SARANG HARIMAU YANG AKAN MENERKAM MEREKA !
MAKA SEBELUM ITU DENGARKANLAH PESAN
TERAKHIR DARIKU !
PESAN UNTUK KALIAN RAKYAT PAJAJARAN,
CERITAKANLAH PADA KETURUNAN KALIAN KELAK….
Mungkin yang dimaksud menghilang lebih
kepada membutakan mata yang ingin mencari istana pajajaran,tak terlihat oleh
kasat mata. namun sejatinya istana pajajaran
masih berdiri sampai saat ini.
“DENGARKAN…!!!!
CERITA
KITA(PAJAJARAN) HANYA SAMPAI HARI INI
WALAUPUN
KALIAN SETIA PADAKU, TAPI AKU TAK BISA MEMBAWA KALIAN DALAM MASALAH INI, MEBUAT
KALIAN SUSAH, IKUT MERASAKAN MISKIN DAN LAPAR. KALIAN BOLEH MEMILIH UNTUK HIDUP
KEDEPAN NANTI, AGAR BESO LUSA, KALIAN HIDUP SENANG KAYA RAYA DAN BISA
MENDIRIKAN LAGI PAJAJARAN! BUKAN PAJAJARAN SAAT INI TAPI PAJAJARAN YANG BARU
YANG BERDIRI OLEH PERJALANAN WAKTU! PILIH! AKU TIDAK AKAN MELARANG, SEBAB
UNTUKU, TIDAK PANTAS JADI RAJA YANG RAKYATNYA LAPAR DAN MISKIN.”
“DENGARKAN..!
YANG INGIN IKUT DENGANKU, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE SELATAN!
YANG
INGIN KEMBALI LAGI KE KOTA YANG DITINGGALKAN, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE UTARA!
YANG
INGIN BERBAKTI KEPADA RAJA YANG SEDANG BERKUASA, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE
TIMUR!
YANG
TIDAK INGIN IKUT SIAPA-SIAPA, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE BARAT! DENGARKAN!!
KALIAN YANG DI TIMUR HARUS TAHU :
KEKUASAAN
AKAN TURUT DENGAN KALIAN! DAN KETURUNAN KALIAN NANTI YANG AKAN MEMERINTAH
SAUDARA KALIAN DAN ORANG LAIN. TAPI KALIAN HARUS INGAT, NANTI MEREKA AKAN
MEMERINTAH DENGAN SEMENA-MENA. AKAN ADA PEMBALASAN UNTUK SEMUA ITU. SILAHKAN
PERGI!
KALIAN
YANG DI SEBELAH BARAT! CARILAH OLEH KALIAN KI SANTANG! SEBAB NANTI, KETURUNAN
KALIAN YANG AKAN MENGINGATKAN SAUDARA KALIAN DAN ORANG LAIN. KE SAUDARA
SEDAERAH, KE SAUDARA YANG DATANG SEPENDIRIAN DAN SEMUA YANG BAIK HATINYA.
SUATU
SAAT NANTI, APABILA TENGAH MALAM, DARI
GUNUNG HALIMUN TEDENGAR SUARA MINTA TOLONG, NAH ITU ADALAH TANDANYA. SEMUA
KETURUNAN KALIAN DIPANGGIL OLEH YANG MAU MENIKAH DI LEBAK CAWENE. JANGAN SAMPAI
BERLEBIHAN, SEBAB NANTI TELAGA AKAN BANJIR! SILAHKAN PERGI! INGAT! JANGAN
MENOLEH KEBELAKANG!
KALIAN
YANG DI SEBELAH UTARA! DENGARKAN! KOTA TAKAN PERNAH KALIAN DATANGI, YANG KALIAN
TEMUI HANYALAH PADANG YANG PERLU DIOLAH. KETURUNAN KALIAN, KEBANYAKAN AKAN
MENJADI RAKYAT BIASA. ADAPUN YANG MENJADI PENGUASA TETAP TIDAK MEMPUNYAI
KEKUASAAN. SUATU HARI NANTI AKAN KEDATANGAN TAMU, BANYAK TAMU DARI JAUH, TAPI
TAMU YANG MENYUSAHKAN. WASPADALAH!
SEMUA
KETURUNAN KALIAN AKAN AKU KUNJUNGI, TAPI HANYA PADA WAKTU TERTENTU DAN SAAT
DIPERLUKAN. AKU AKAN DATANG LAGI, MENOLONG YANG PERLU, MEMBANTU YANG SUSAH,TAPI
HANYA MEREKA YANG BAGUS PERANGAINYA. APABILA AKU DATANG TAKAN TERLIHAT; APABILA
AKU BERBICARA TAKAN TERDENGAR. MEMANG AKU AKAN DATANG TAPI HANYA UNTUK MEREKA
YANG BAIK HATINYA, MEREKA YANG MENGERTI DAN SATU TUJUAN, YANG MENGERTI TENTANG
HARUM SEJATI JUGA MEMPUNYAI JALAN PIKIRAN YANG LURUS DAN BAGUS TINGKAH
LAKUNYA.KETIKA AKU DATANG, TIDAK BERUPA DAN BERSUARA TAPI MEMBERI CIRI DENGAN
WEWANGIAN. SEMENJAK HARI INI, PAJAJARAN HILANG DARI ALAM NYATA. HILANG KOTANYA,
HILANG NEGARANYA. PAJAJARAN TIDAK AKAN MENINGGALKAN JEJAK, SELAIN NAMA UNTUK
MEREKA YANG BERUSAHA MENELUSURI. SEBAB BUKTI YANG ADA AKAN BANYAK YANG MENOLAK!
TAPI SUATU SAAT AKAN ADA YANG MENCOBA, SUPAYA YANG HILANG BISA DITEMUKAN
KEMBALI. BISA SAJA, HANYA MENELUSURINYA HARUS MEMAKAI DASAR. TAPI YANG MENELUSURINYA
BANYAK YANG SOK PINTAR DAN SOMBONG. DAN BAHKAN BERLEBIHAN KALAU BICARA. SUATU
SAAT NANTI AKAN BANYAK YANG DITEMUI, SEBAGIAN-SEBAGIAN. SEBAB TERLANJUR
DILARANG OLEH PEMIMPIN PENGGANTI! ADA YANG BERANI MENELUSURI TERUS MENERUS,
TIDAK MENGINDAHKAN LARANGAN, MENCARI SMBIL MELAWAN, MELAWAN SAMBIL TERTAWA.
DALAH
ANAK GEMBALA.
RUMAHNYA
DIBELAKANG SUNGAI, PINTUNYA SETINGGI BATU, TERTUTUPI POHON HANDEULEUM DAN
HANJUANG. APA YANG DIA GEMBALAKAN? BUKAN KERBAU BUKAN DOMBA, BUKAN PULA HARIMAU
ATAUPUN BANTENG. TETAPI RANTING DAUN KERING DAN SISA POTONGAN POHON. DIA TERUS
MENCARI, MENGUMPULKAN SEMUA YANG DIA TEMUI. TAPI AKAN MENEMUI BANYAK
SEJARAH/KEJADIAN, SELESAI JAMAN YANG SATU DATANG LAGI SATU JAMAN YANG JADI
SEJARAH/KEJADIAN BARU, SETIAP JAMAN MEMBUAT SEJARAH. SETAP WAKTU AKAN BERULANG
ITU DAN ITU LAGI.
DENGARKAN!
YANG SAAT INI MEMUSUHI KITA, AKAN BERKUASA HANYA UNTUK SEMENTARA WAKTU.
TANAHNYA KERING PADAHAL DIPINGGIR SUNGAI
CIBANTEUN
DIJADIKAN KANDANG KERBAU KOSONG. NAH DISITULAH, SEBUAH NEGARA AKAN PECAH, PECAH
OLEH KERBAU BULE, YANG DIGEMBALAKAN OLEH ORANG YANG TINGGI DAN MEMERINTAH DI
PUSAT KOTA. SEMENJAK ITU, RAJA-RAJA DIBELENGGU. KERBAU BULE MEMEGANG KENDALI,
DAN KETURUNAN KITA HANYA JADI ORANG SURUHAN. TAPI KENDALI ITU TAK TERASA SEBAB
SEMUANYA SERBA DIPENUHI DAN MURAH SERTA BANYAK PILIHAN. SEMENJAK ITU, PEKERJAAN
DIKUASAI MONYET. SUATU SAAT NANTI KETURUNAN KITA AKAN ADA YANG SADAR, TAPI
SADAR SEPERTI TERBANGUN DARI MIMPI. DARI YANG HILANG DULU SEMAKIN BANYAK YANG
TERBONGKAR. TAPI BANYAK YANG TERTUKAR SEJARAHNYA, BANYAK YANG DICURI BAHKAN
DIJUAL! KETURUNAN KITA BANYAK YANG TIDAK TAHU, BAHWA JAMAN SUDAH BERGANTI! PADA
SAAT ITU GEGER DISELURUH NEGARA. PINTU DIHANCURKAN OLEH PARA PEMIMPIN, TAPI
PEMIMPIN YANG SALAH ARAH! YANG MEMERINTAH BERSEMBUNYI, PUSAT KOTA KOSONG,
KERBAU BULE KABUR. NEGARA PECAHAN DISERBU MONYET! KETURUNAN KITA ENAK TERTAWA,
TAPI TERTAWA YANG TERPOTONG, SEBAB TERNYATA, PASAR HABIS OLEH MONYET! SAWAH
HABIS OLEH MONYET, TEMPAT PADI HABIS OLEH MONYET, KEBUN HABIS OLEH MONYET,
PEREMPUAN HABIS OLEH MONYET! SEMUANYA DISERBU MONYET! KETURUNAN KITA TAKUT OLEH
SEGALA YANG BERBAU MONYET! SEMUA ALAT DIGUNAKAN UNTUK MENGUSIR MONYET. SEBAB
SUDAH SEMAKIN BANYAK. YANG MENGERJAKANNYA MASIH BANGSA SENDIRI
BANYAK
YANG MATI KELAPARAN. SEMENJAK ITU KETURUNAN KITA BANYAK YANG BERHARAP BISA
BERCOCOK TANAM SAMBIL SOK TAHU MEMBUKA LAHAN. MEREKA TIDAK SAR BAHWA JAMAN
SUDAH BERGANTI CERITA LAGI.
LALU
SAYUP-SAYUP DARI UJUNG LAUT UTARA TERDENGAR GEMURUH, BURUNG MENETASKAN TELUR.
RIUH SELURUH BUMI!
SENTARA
DISINI? RAMAI OLEH OLEH PERANG, SALING MENINDAS ANTAR SESAMA. PENYAKIT
BERMUNCULAN DISANA-SINI. LALU KETURUNAN KITA MENGAMUK. MENGAMUK TANPA ATURAN.
BANYAK YANG MATI TANPA DOSA. JELAS-JELAS MUSUH DIJADIKAN TEMAN, YANG
JELAS-JELAS TEMAN DIJADIKAN MUSUH. MENDADAK BANYAK PEMIMPIN DENGAN CARANYA
SENDIRI. YANG BINGUNG SEMAKIN BINGUNG, BANYAK ANAK KECIL SUDAH MENJADI BAPAK.
YANG MENGAMUK TAMBAH BERKUASA, MENGAMUK TANPA PANDANG BULU. YANG PUTIH
DIHANCURKAN, YANG HITAM DIUSIR. KEPULAUAN INI SEMAKIN KACAU. SEBAB BANYAK YANG MENGAMUK,
TIDAK BEDA DENGAN TAWON, HANYA KARNA DIRUSAK SANGKARNYA, SELURUH NUSA
DIHANCURKAN DAN DIKEJAR. TETAPI… ADA
YANG MENGHENTIKAN, YANG MENGHENTIKAN ADALAH ORANG SEBERANG. LALU BERDIRI LAGI
PENGUASA YANG BERASAL DARI ORANG BIASA. TAPI MEMANG KETURUNAN PENGUASA DAHULU
KALA DAN IBUNYA ADALAH SEORANG PUTRI PULAU DEWATA. KARENA JELAS KETURUNAN
PENGUASA, PENGUASA BARU SUSAH DIANIAYA! SEMENJAK ITU BERGANTI LAGI JAMAN, GANTI
JAMAN GANTI CERITA! KAPAN? TIDAK LAMA, SETELAH BULAN MUNCUL DI SIANG HARI,
DISUSUL OLEH LEWATNYA KOMET YANG TERANG BENDERANG. DIBEKAS NEGARA KITA, BERDIRI
LAGI SEBUAH NEGARA. Negara di dalam negara dan pemimpinnya bukan keturunan Pajajaran.
Lalu akan ada penguasa, tapi penguasa yang mendirikan benteng yang tidak boleh dibuka, yang mendirikan pintu yang tidak boleh ditutup, membuat pancuran ditengah jalan, memelihara elang dipohon beringin. Memang penguasa buta! Bukan buta pemaksa, tetapi buta tidak melihat, segala penyakit dan penderitaan, penjahat juga pencuri menggerogoti rakyat yang sudah susah. Sekalinya ada yang berani mengingatkan, yang diburu bukanlah penderitaan itu semua tetapi orang yang mengingatkannya. Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli. memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Wajar saja bila kolam semuanya mengering, pertanian semuanya puso, bulir padi banyak yang diselewengkan, sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar kebelinger.
Pada saat itu datang pemuda berjanggut, datangnya memakai baju serba hitam sambil menyanding sarung tua. Membangunkan semua yang salah arah, mengingatkan pada yang lupa, tapi tidak dianggap. Karena pintar kebelinger, maunya menang sendiri. Mereka tidak sadar, langit sudah memerah, asap mengepul dari perapian. Alih-alih dianggap, pemuda berjanggut ditangkap dimasukan kepenjara. Lalu mereka mengacak-ngacak tanah orang lain, beralasan mencari musuh tapi sebenarnya mereka sengaja membuat permusuhan.
Waspadalah! sebab mereka nanti akan melarang untuk menceritakan Pajajaran. Sebab takut ketahuan, bahwa mereka yang jadi gara-gara selama ini. Penguasa yang buta, semakin hari semakin berkuasa melebihi kerbau bule, mereka tidak sadar jaman manusia sudah dikuasai oleh kelakuan hewan.
Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat datang untuk mereka. Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri, kapan waktunya? Nanti, saat munculnya anak gembala! di situ akan banyak huru-hara, yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas di seluruh negara. yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan bertengkar. Dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? Memperebutkan tanah. Yang sudah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.
Yang bertengkar lalu terdiam dan sadar ternyata mereka memperebutkan pepesan kosong, sebab tanah sudah habis oleh mereka yang punya uang. Para penguasa lalu menyusup, yang bertengkar ketakutan, ketakutan kehilangan negara, lalu mereka mencari anak gembala, yang rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu, yang rimbun oleh pohon handeuleum dan hanjuang. Semua mencari tumbal, tapi pemuda gembala sudah tidak ada, sudah pergi bersama pemuda berjanggut, pergi membuka lahan baru di Lebak Cawéné!
Yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati. Dengarkan! jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda dipanggil-panggil, orang sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati.
Tapi ratu siapa? darimana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, cari oleh kalian pemuda gembala.
Silahkan pergi, ingat jangan menoleh kebelakang!
dan pergilah ke tiga kelompok yang masing-masing memilih arah yang sudah di berikan Suryakancana.
sebagian ke utara, sebagian ke barat, dan ke timur
tak ada satupun yang berani menoleh kebelakang. dan dengan segenap rasa Prabu Siliwangi beserta para pengikutnya yang memilih setia padanya memegang sumpah, bahwa suatu saat pajajaran akan berdiri kembali. mengambil negara titipan, yang sementara waktu akan menjadi kekuasaan para raja dari timur.
suasana hening menyelimuti moksanya kerajaan pajajaran, mereka menghilang tak terlihat di alam nyata sesaat sebelum pasukan panembahan Yusuf sampai di tempat menghilangnya sang Raja Pajajaran, Raja Tanpa Mahkota, Raja Pamungkas Pajajaran, Prabu Siliwangi ke 7, Prabu Raga Mulya Suryakancana.
''pajajaran tidak runtuh''
''tapi menghilang dari alam nyata''
''kelak akan berdiri lagi''