Selasa, 09 April 2013

CERITA PAJAJARAN


PRABU SILIWANGI VII

PESAN TERAKHIR DARI RAJA TERAKHIR
SANG RAJA TANPA MAHKOTA

PRABU RAGA MULYA
SURYAKANCANA


 Mungkin inilah yang disebut kaum hindhu ada dewa pencipta
Juga ada dewa pemusnah. Begitu pun dengan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, takan ada yang abadi. Manusia terlahir besar tua dan mati, karna dimana kita berasal disitulah kita akan kembali.

        Ada kala kita memperjuangkan apa yang sejatinya harus kita pertahankan karna warisan dari leluhur kita.
Ada kala kita membiarkan perubahan terjadi untuk kehidupan di masa depan yang lebih baik…
Ketika rasa memiliki yang kuat enggan melepas apa yang telah ada sebelumnya. Menjadi dorongan untuk tetap memegang teguh apa yang kita punya selama ini. Tapi bukan untuk diri sendiri tentunya, adalah demi kepentingan halayak lah semua itu bias kita lepaskan.
Termasuk mengorbankan jati diri yang hilang terinjak badai perubahan.

Inilah mungkin yang mendorong Suryakancana untuk memilih ngahiang / menghilang meninggalkan kekuasaannya di Pajajaran yang sedang di deru badai oleh serangan-serangan dari islam melalui Kesultanan Banten dan Cirebon, yang tak lain adalah keturunan dari nenek moyang Suryakancana sendiri, yaitu SRI BADHUGA MAHARAJA Sang Raja Pertama Pajajaran yang meneruskan SILIH WANGI dari kakeknya SILIH WANGI pertama putra PRABU WANGI LINGGA BUANA WISESA yang gugur di palagan Bubat ! MAHARAJA PRABU NISKALA WASTU KANCANA
Ia tahu bahwa inilah saat dimana pajajaran berakhir, dan digantikan oleh raja yang membawa pesan dari sang kuasa semesta alam, islam yang akan menjadi jatidiri urang sunda kelak, agama yang maha sempurna…
Suryakancana sendiri  adalah putra mahkota Pajajaran, anak dari Prabu NIlakendra/Siliwangi VI yang melarikan diri saat Panembahan Hasanudin menyerang ibukota Pakuan.
Nilakendra sendiri tak diketahui keberadaannya hingga Suryakancana terpaksa memindahkan ibukota ke Palasari, Pandeglang setelah sebelumnya mahkota dan segala perangkat raja dibawa ke Sumedang Larang untuk di serahkan kepada Prabu Geusan Ulun Raja Sumedang Larang sebagai penerus tahata pajajaran yang sah.
Maka dari itu Suryakancana memerintah sisa-sisa rakyat pajajaran yang masih setia tanpa mahkota,



Prabu Siliwangi adalah gelar sanjungan bagi raja Kerajaan Sunda Galuh / Pajajaran khususnya. Siliwangi bersal dari kata SILIH dan WANGI. Oleh karna Prabu Lingga Buana Wisesa gugur di palagan bubat, maka dirinya di beri nama sanjungan bergelar PRABU WANGI
Dan raja yang menggantikannya menjadi Silih nya Prabu Wangi maka disebut SILIWANGI, yang artinya  mengganti dan meneruskan Wangi
Putra mahkota saat itu adalah Niskala Wastu Kancana yang kemudian menjadi Prabu Siliwangi Pertama. Dan diteruskan oleh sang cucu SRI JAYADEWATA yang medirikan kerajaan Pajajaran sebagai nama baru dari kerajaan SUNDA GALUH di Pakuan.
Sri Jayadewata menjadi raja pertama Pajajaran dengan gelar SRI BADHUGA MAHARAJA RATU HAJI DI PAKUAN PAJAJARAN, dan menjadi PRABU SILIWANGI terharum namanya di Tatar Sunda.
Dengan menggelegarnya Prabu Siliwangi kedua ini membuat sang anak SURAWISESA / Prabu Siliwangi III, untuk mengabadikan kebesaran sang ayah pada sebuah tulisan diatas batu yang dikenal dengan PRASASTI BATU TULIS. Setelah Surawisesa tak terdengar lagi rakyat mengelu-elukan raja mereka, Prabu siliwangi ke empat dan kelima terkesan ditiadakan oleh rakyatnya karna kepemimpinannya yang kurang baik.  

Hingga sampai lah tampuk kepemimpinan Pajajaran kepada Nilakendra / Prabu Siliwangi ke enam, disitulah Pajajaran mengalami beberapa penyerangan dari Panembahan Hasanudin dalam rangaka menyebarkan Islam di Tatar Sunda. Saat itu Suryakancana adalah putra mahkota Pajajaran satu-satunya, entah bagaimana sang ayah apalagi seorang raja bisa melarikan diri dari serangan itu. Rakyat sengaja ditinggalkan terbunuh dan sang anak dibiarkan dalam ancaman besar karna pasukan Hasanudin sudah pasti akan membunuh sang pewaris tahta bila mereka sampai berhasil menembus benteng istana Pajajaran yang dibuat Sri Badhuga Maharaja di masa pemerintahannya.

Suryakancana diselamatkan para pembesar kerajaan dan kembali ke Istana setelah penyerangan berakhir. Mungkin karna terlalu kuatnya benteng parit yang dibuat Sri Badhuga Maharaja, pasukan panembahan Hasanudin tak sampai bisa menjebol benteng Pajajaran.

Penyerangan berakhir dan Panembahan Hasanudin digantikan Panembahan Yusuf sang Putra. Dimasa pemerintahan Yusuf lah Kesultanan Banten kembali menyerang habis-habisan ibukota Pakuan.
Selama Yusuf menyusun rencana penyerangan, para pembesar Pajajaran sudah mengusulkan Suryakancana untuk memindahkan ibukota ke tempat lain guna bersembunyi sambil mempersiapkan perlawanan dari arah lain yang tidak diketahui Pasukan Yusuf.
Suryakancana yang sedih karna sang ayah tak juga di temukan harus juga menerima kenyataan rakyat makin susah dan kelaparan.
Karna praktis semua kekuatan pajajaran di pesisir pantai sudah lumpuh.
Dia mengerenyutkan dahi tanda hatinya gundah tak tau harus berbuat apa, dia tak mau menjadi raja sebelum mayat ayahnya ditemukan jikalau memang berita kematian ayahnya itu adalah benar. Tak mampu kakinya melangkah keluar istana untuk melihat keadaan diluar, air mata seolah tak memberi pengampunan untuk tidak membanjiri matanya.
Dalam kebingungan akan keutuhan Pajajaran Suryakancana mendapat panggilan batin, seruan panggilan dari sang pendahulu yang mengajak sang keturunan untuk kembali ke tempat yang seharusnya dia berada. Maka Suryakancana bergegas memerintahkan para patih untuk membawa mahkota, jubah raja dan puska kandaga lante ke kerajaan Sumedang Larang. Mungkin Suryakancana berharap Sumedang Larang bisa meneruskan kebesaran Pajajaran untuk terus berdiri di tanah pasundan ini.
Lalu setelah itu berangkatlah Suyakancana beserta para pembesar kerajaan dengan langkah tegap dan jiwa yang ikhlas diiringi para pengikut yang setia pada Pajajaran. Ikut kemana sang raja tanpa mahkota melangkah.

Tanpa tujuan pasti Suryakancana berjalan menuju tempat yang tanpa disadarinya adalah tempat dimana asal mula Pajajaran terbentuk. Ya… Suryakancana menuju tempat berdirinya kerajaan Salakanagara, Kerajaan peretama di jawa barat… Mungkin seperti yang di sebutkan diawal tadi bahwa dimana kita berasal maka disitu kita  akan kembali pada yang memiliki.


Sampailah Suryakancana di Palasari, Pandeglang bekas ibukota Salakanagara yaitu Rajatapura…
Disini Suryakancana berusaha mendirikan ibukota Pajajaran yang baru. Untuk sebisanya rakyat merasa bahwa negaranya masih ada.
Yang sebenarnya Palasari lebih pantas disebut kabuyutan daripada ibukota kerajaan.
Kabar telah berangkatnya pasukan Panembahan Yusuf ke Pakuan telah sampai ke telinga Suryakancana, apa yang akan diperbuatnya ketika mendengar hal tersebut ? tak ada yang tau, termasuk para pembesar kerajaan. Dalam tidurnya Suryakancana bermimpi… dia bertemu dengan para nenek moyangnya raja-raja sunda.
Didalam mimpi itu dia mendapat ajakan baginya untuk datang ke kerajaan baru yang abadi. Disana lah tempat untuk para pengikut setia nya.
Dari situlah timbul kepusannya untuk ngahiang, pergi ke alam lain.
Dengan membawa seluruh Istana Pajajaran dan jejak untuk dikemudian hari tak dapat ditelusuri.
Dia befikir sedalam-dalamnya ia bersembunyi toh pasti akan ketahuan juga oleh lawan. Dan inilah cara tebaik agar rakyat tidak menjadi korban keganasan pasukan panembahan yusuf, yang telah sampai ke gerbang benteng Pajajaran dan membabi buta membantai sispa saja yang ada di Pakuan.

Ditengah teriknya matahari Sang Raja Tanpa Mahkota menarik nafas, dikumpulkannya para pengikut yang ada termasuk para pembesar Pajajaran. Diserukannya panji Pajajaran untuk yang terakhir kali. Berdiri diantara para pengikut setia dan menatap langit. Digenggamnya kujang lambang kesejatian urang sunda.
Dengan lantang menyerukan bahwa,         AKU ADALAH RAJA TERAKHIR PAJAJARAN, SEBAB SETELAH AKU TAK AKAN ADA LAGI RAJA PAJAJARAN. HARI INI ADALAH HARI YANG PENTING UNTUK PAJAJARAN, SEBAB DISINI PAJAJARAN AKAN HILANG DARI MUKA BUMI INI UNTUK SELAMANYA. SEBELUM MUSUH MENEMUKAN KITA DAN MEMINUM DARAH KITA !!! MULAI HARI INI ANAK CUCU KITA AKAN TAHU, PAJAJARAN TIDAK DIRUNTUHKAN SIAPA PUN ! TIDAK TERKALAHKAN SIAPA PUN ! TAK PERLU MENCARI JEJAK KEMANA PAJAJARAN SEBAB PAJAJARAN AKAN MENGHILANG TANPA JEJAK ! HARI INI DETIK INI SEDANG BERLANGSUNG KEHANCURAN DI PAKUAN. SEBELUM MEREKA BERHASIL MEMASUKI ISTANA PAJAJARAN, KARATON SRI BIMA, PUNTA, NARAYANA, MADURA DAN SURADIPATI AKAN BERUBAH MENJADI SARANG HARIMAU YANG AKAN MENERKAM MEREKA !
MAKA SEBELUM ITU DENGARKANLAH PESAN TERAKHIR DARIKU !
PESAN UNTUK KALIAN RAKYAT PAJAJARAN, CERITAKANLAH PADA KETURUNAN KALIAN KELAK….
Mungkin yang dimaksud menghilang lebih kepada membutakan mata yang ingin mencari istana pajajaran,tak terlihat oleh kasat mata.  namun sejatinya istana pajajaran masih berdiri sampai saat ini.



“DENGARKAN…!!!!
CERITA KITA(PAJAJARAN) HANYA SAMPAI HARI INI
WALAUPUN KALIAN SETIA PADAKU, TAPI AKU TAK BISA MEMBAWA KALIAN DALAM MASALAH INI, MEBUAT KALIAN SUSAH, IKUT MERASAKAN MISKIN DAN LAPAR. KALIAN BOLEH MEMILIH UNTUK HIDUP KEDEPAN NANTI, AGAR BESO LUSA, KALIAN HIDUP SENANG KAYA RAYA DAN BISA MENDIRIKAN LAGI PAJAJARAN! BUKAN PAJAJARAN SAAT INI TAPI PAJAJARAN YANG BARU YANG BERDIRI OLEH PERJALANAN WAKTU! PILIH! AKU TIDAK AKAN MELARANG, SEBAB UNTUKU, TIDAK PANTAS JADI RAJA YANG RAKYATNYA LAPAR DAN MISKIN.”
“DENGARKAN..! YANG INGIN IKUT DENGANKU, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE SELATAN!
YANG INGIN KEMBALI LAGI KE KOTA YANG DITINGGALKAN, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE UTARA!
YANG INGIN BERBAKTI KEPADA RAJA YANG SEDANG BERKUASA, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE TIMUR!
YANG TIDAK INGIN IKUT SIAPA-SIAPA, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE BARAT! DENGARKAN!! KALIAN YANG DI TIMUR HARUS TAHU :
KEKUASAAN AKAN TURUT DENGAN KALIAN! DAN KETURUNAN KALIAN NANTI YANG AKAN MEMERINTAH SAUDARA KALIAN DAN ORANG LAIN. TAPI KALIAN HARUS INGAT, NANTI MEREKA AKAN MEMERINTAH DENGAN SEMENA-MENA. AKAN ADA PEMBALASAN UNTUK SEMUA ITU. SILAHKAN PERGI!
KALIAN YANG DI SEBELAH BARAT! CARILAH OLEH KALIAN KI SANTANG! SEBAB NANTI, KETURUNAN KALIAN YANG AKAN MENGINGATKAN SAUDARA KALIAN DAN ORANG LAIN. KE SAUDARA SEDAERAH, KE SAUDARA YANG DATANG SEPENDIRIAN DAN SEMUA YANG BAIK HATINYA.
SUATU SAAT NANTI, APABILA TENGAH MALAM,  DARI GUNUNG HALIMUN TEDENGAR SUARA MINTA TOLONG, NAH ITU ADALAH TANDANYA. SEMUA KETURUNAN KALIAN DIPANGGIL OLEH YANG MAU MENIKAH DI LEBAK CAWENE. JANGAN SAMPAI BERLEBIHAN, SEBAB NANTI TELAGA AKAN BANJIR! SILAHKAN PERGI! INGAT! JANGAN MENOLEH KEBELAKANG!
KALIAN YANG DI SEBELAH UTARA! DENGARKAN! KOTA TAKAN PERNAH KALIAN DATANGI, YANG KALIAN TEMUI HANYALAH PADANG YANG PERLU DIOLAH. KETURUNAN KALIAN, KEBANYAKAN AKAN MENJADI RAKYAT BIASA. ADAPUN YANG MENJADI PENGUASA TETAP TIDAK MEMPUNYAI KEKUASAAN. SUATU HARI NANTI AKAN KEDATANGAN TAMU, BANYAK TAMU DARI JAUH, TAPI TAMU YANG MENYUSAHKAN. WASPADALAH!
SEMUA KETURUNAN KALIAN AKAN AKU KUNJUNGI, TAPI HANYA PADA WAKTU TERTENTU DAN SAAT DIPERLUKAN. AKU AKAN DATANG LAGI, MENOLONG YANG PERLU, MEMBANTU YANG SUSAH,TAPI HANYA MEREKA YANG BAGUS PERANGAINYA. APABILA AKU DATANG TAKAN TERLIHAT; APABILA AKU BERBICARA TAKAN TERDENGAR. MEMANG AKU AKAN DATANG TAPI HANYA UNTUK MEREKA YANG BAIK HATINYA, MEREKA YANG MENGERTI DAN SATU TUJUAN, YANG MENGERTI TENTANG HARUM SEJATI JUGA MEMPUNYAI JALAN PIKIRAN YANG LURUS DAN BAGUS TINGKAH LAKUNYA.KETIKA AKU DATANG, TIDAK BERUPA DAN BERSUARA TAPI MEMBERI CIRI DENGAN WEWANGIAN. SEMENJAK HARI INI, PAJAJARAN HILANG DARI ALAM NYATA. HILANG KOTANYA, HILANG NEGARANYA. PAJAJARAN TIDAK AKAN MENINGGALKAN JEJAK, SELAIN NAMA UNTUK MEREKA YANG BERUSAHA MENELUSURI. SEBAB BUKTI YANG ADA AKAN BANYAK YANG MENOLAK! TAPI SUATU SAAT AKAN ADA YANG MENCOBA, SUPAYA YANG HILANG BISA DITEMUKAN KEMBALI. BISA SAJA, HANYA MENELUSURINYA HARUS MEMAKAI DASAR. TAPI YANG MENELUSURINYA BANYAK YANG SOK PINTAR DAN SOMBONG. DAN BAHKAN BERLEBIHAN KALAU BICARA. SUATU SAAT NANTI AKAN BANYAK YANG DITEMUI, SEBAGIAN-SEBAGIAN. SEBAB TERLANJUR DILARANG OLEH PEMIMPIN PENGGANTI! ADA YANG BERANI MENELUSURI TERUS MENERUS, TIDAK MENGINDAHKAN LARANGAN, MENCARI SMBIL MELAWAN, MELAWAN SAMBIL TERTAWA.
DALAH ANAK GEMBALA.
RUMAHNYA DIBELAKANG SUNGAI, PINTUNYA SETINGGI BATU, TERTUTUPI POHON HANDEULEUM DAN HANJUANG. APA YANG DIA GEMBALAKAN? BUKAN KERBAU BUKAN DOMBA, BUKAN PULA HARIMAU ATAUPUN BANTENG. TETAPI RANTING DAUN KERING DAN SISA POTONGAN POHON. DIA TERUS MENCARI, MENGUMPULKAN SEMUA YANG DIA TEMUI. TAPI AKAN MENEMUI BANYAK SEJARAH/KEJADIAN, SELESAI JAMAN YANG SATU DATANG LAGI SATU JAMAN YANG JADI SEJARAH/KEJADIAN BARU, SETIAP JAMAN MEMBUAT SEJARAH. SETAP WAKTU AKAN BERULANG ITU DAN ITU LAGI.
DENGARKAN! YANG SAAT INI MEMUSUHI KITA, AKAN BERKUASA HANYA UNTUK SEMENTARA WAKTU. TANAHNYA KERING PADAHAL DIPINGGIR SUNGAI
CIBANTEUN DIJADIKAN KANDANG KERBAU KOSONG. NAH DISITULAH, SEBUAH NEGARA AKAN PECAH, PECAH OLEH KERBAU BULE, YANG DIGEMBALAKAN OLEH ORANG YANG TINGGI DAN MEMERINTAH DI PUSAT KOTA. SEMENJAK ITU, RAJA-RAJA DIBELENGGU. KERBAU BULE MEMEGANG KENDALI, DAN KETURUNAN KITA HANYA JADI ORANG SURUHAN. TAPI KENDALI ITU TAK TERASA SEBAB SEMUANYA SERBA DIPENUHI DAN MURAH SERTA BANYAK PILIHAN. SEMENJAK ITU, PEKERJAAN DIKUASAI MONYET. SUATU SAAT NANTI KETURUNAN KITA AKAN ADA YANG SADAR, TAPI SADAR SEPERTI TERBANGUN DARI MIMPI. DARI YANG HILANG DULU SEMAKIN BANYAK YANG TERBONGKAR. TAPI BANYAK YANG TERTUKAR SEJARAHNYA, BANYAK YANG DICURI BAHKAN DIJUAL! KETURUNAN KITA BANYAK YANG TIDAK TAHU, BAHWA JAMAN SUDAH BERGANTI! PADA SAAT ITU GEGER DISELURUH NEGARA. PINTU DIHANCURKAN OLEH PARA PEMIMPIN, TAPI PEMIMPIN YANG SALAH ARAH! YANG MEMERINTAH BERSEMBUNYI, PUSAT KOTA KOSONG, KERBAU BULE KABUR. NEGARA PECAHAN DISERBU MONYET! KETURUNAN KITA ENAK TERTAWA, TAPI TERTAWA YANG TERPOTONG, SEBAB TERNYATA, PASAR HABIS OLEH MONYET! SAWAH HABIS OLEH MONYET, TEMPAT PADI HABIS OLEH MONYET, KEBUN HABIS OLEH MONYET, PEREMPUAN HABIS OLEH MONYET! SEMUANYA DISERBU MONYET! KETURUNAN KITA TAKUT OLEH SEGALA YANG BERBAU MONYET! SEMUA ALAT DIGUNAKAN UNTUK MENGUSIR MONYET. SEBAB SUDAH SEMAKIN BANYAK. YANG MENGERJAKANNYA MASIH BANGSA SENDIRI
BANYAK YANG MATI KELAPARAN. SEMENJAK ITU KETURUNAN KITA BANYAK YANG BERHARAP BISA BERCOCOK TANAM SAMBIL SOK TAHU MEMBUKA LAHAN. MEREKA TIDAK SAR BAHWA JAMAN SUDAH BERGANTI CERITA LAGI.
LALU SAYUP-SAYUP DARI UJUNG LAUT UTARA TERDENGAR GEMURUH, BURUNG MENETASKAN TELUR. RIUH SELURUH BUMI!
SENTARA DISINI? RAMAI OLEH OLEH PERANG, SALING MENINDAS ANTAR SESAMA. PENYAKIT BERMUNCULAN DISANA-SINI. LALU KETURUNAN KITA MENGAMUK. MENGAMUK TANPA ATURAN. BANYAK YANG MATI TANPA DOSA. JELAS-JELAS MUSUH DIJADIKAN TEMAN, YANG JELAS-JELAS TEMAN DIJADIKAN MUSUH. MENDADAK BANYAK PEMIMPIN DENGAN CARANYA SENDIRI. YANG BINGUNG SEMAKIN BINGUNG, BANYAK ANAK KECIL SUDAH MENJADI BAPAK. YANG MENGAMUK TAMBAH BERKUASA, MENGAMUK TANPA PANDANG BULU. YANG PUTIH DIHANCURKAN, YANG HITAM DIUSIR. KEPULAUAN INI SEMAKIN KACAU. SEBAB BANYAK YANG MENGAMUK, TIDAK BEDA DENGAN TAWON, HANYA KARNA DIRUSAK SANGKARNYA, SELURUH NUSA DIHANCURKAN DAN DIKEJAR. TETAPI…  ADA YANG MENGHENTIKAN, YANG MENGHENTIKAN ADALAH ORANG SEBERANG. LALU BERDIRI LAGI PENGUASA YANG BERASAL DARI ORANG BIASA. TAPI MEMANG KETURUNAN PENGUASA DAHULU KALA DAN IBUNYA ADALAH SEORANG PUTRI PULAU DEWATA. KARENA JELAS KETURUNAN PENGUASA, PENGUASA BARU SUSAH DIANIAYA! SEMENJAK ITU BERGANTI LAGI JAMAN, GANTI JAMAN GANTI CERITA! KAPAN? TIDAK LAMA, SETELAH BULAN MUNCUL DI SIANG HARI, DISUSUL OLEH LEWATNYA KOMET YANG TERANG BENDERANG. DIBEKAS NEGARA KITA, BERDIRI LAGI SEBUAH NEGARA.  Negara di dalam negara dan pemimpinnya bukan keturunan Pajajaran.

Lalu akan ada penguasa, tapi penguasa yang mendirikan benteng yang tidak boleh dibuka, yang mendirikan pintu yang tidak boleh ditutup, membuat pancuran ditengah jalan, memelihara elang dipohon beringin. Memang penguasa buta! Bukan buta pemaksa, tetapi buta tidak melihat, segala penyakit dan penderitaan, penjahat juga pencuri menggerogoti rakyat yang sudah susah. Sekalinya ada yang berani mengingatkan, yang diburu bukanlah penderitaan itu semua tetapi orang yang mengingatkannya. Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli. memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Wajar saja bila kolam semuanya mengering, pertanian semuanya puso, bulir padi banyak yang diselewengkan, sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar kebelinger.

Pada saat itu datang pemuda berjanggut, datangnya memakai baju serba hitam sambil menyanding sarung tua. Membangunkan semua yang salah arah, mengingatkan pada yang lupa, tapi tidak dianggap. Karena pintar kebelinger, maunya menang sendiri. Mereka tidak sadar, langit sudah memerah, asap mengepul dari perapian. Alih-alih dianggap, pemuda berjanggut ditangkap dimasukan kepenjara. Lalu mereka mengacak-ngacak tanah orang lain, beralasan mencari musuh tapi sebenarnya mereka sengaja membuat permusuhan.


Waspadalah! sebab mereka nanti akan melarang untuk menceritakan Pajajaran. Sebab takut ketahuan, bahwa mereka yang jadi gara-gara selama ini. Penguasa yang buta, semakin hari semakin berkuasa melebihi kerbau bule, mereka tidak sadar jaman manusia sudah dikuasai oleh kelakuan hewan.

Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat datang untuk mereka. Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri, kapan waktunya? Nanti, saat munculnya anak gembala! di situ akan banyak huru-hara, yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas di seluruh negara. yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan bertengkar. Dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? Memperebutkan tanah. Yang sudah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.



Yang bertengkar lalu terdiam dan sadar ternyata mereka memperebutkan pepesan kosong, sebab tanah sudah habis oleh mereka yang punya uang. Para penguasa lalu menyusup, yang bertengkar ketakutan, ketakutan kehilangan negara, lalu mereka mencari anak gembala, yang rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu, yang rimbun oleh pohon handeuleum dan hanjuang. Semua mencari tumbal, tapi pemuda gembala sudah tidak ada, sudah pergi bersama pemuda berjanggut, pergi membuka lahan baru di Lebak Cawéné!

Yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati. Dengarkan! jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda dipanggil-panggil, orang sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati.

Tapi ratu siapa? darimana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, cari oleh kalian pemuda gembala.
Silahkan pergi, ingat jangan menoleh kebelakang!

dan pergilah ke tiga kelompok yang masing-masing memilih arah yang sudah di berikan Suryakancana.
sebagian ke utara, sebagian ke barat, dan ke timur
tak ada satupun yang berani menoleh kebelakang. dan dengan segenap rasa Prabu Siliwangi beserta para pengikutnya yang memilih setia padanya memegang sumpah, bahwa suatu saat pajajaran akan berdiri kembali. mengambil negara titipan, yang sementara waktu akan menjadi kekuasaan para raja dari timur.

suasana hening menyelimuti moksanya kerajaan pajajaran, mereka menghilang tak terlihat di alam nyata sesaat sebelum pasukan panembahan Yusuf sampai di tempat menghilangnya sang Raja Pajajaran, Raja Tanpa Mahkota, Raja Pamungkas Pajajaran, Prabu Siliwangi ke 7, Prabu Raga Mulya Suryakancana.

''pajajaran tidak runtuh''
''tapi menghilang dari alam nyata''
''kelak akan berdiri lagi''